Ini takdir atau kebetulan?
tuhan mempermainkan waktu, atau hanya aku yang merasa di permainkan?
Aku kembali menangis. Mengingat semua tentang aku dan kamu yang tak kunjung menjadi kita. Telepon darimu, telepon yang slalu ku rindu, nyatanya itu juga yang dapat memecah tangis dalam sekali waktu.
Janjimu hanya bayang-bayang semu. Kata katamu hanya menjadi penghibur di sela sela kebodohanku.
Hanya karna aku banyak berharap, apakah aku salah?
Dulu kamu berkata ini itu, menjanjikan kebahagiaan yang diharapkan kekal, namun akhirnya hanya menjadi sesuatu yang dangkal.
Sekarang aku menyadari.
lingkaranmu tak seputar diriku lagi. Aku hanya setitik ingatan dalam garis yang kau buat panjang. Aku, hanya sebuah kebetulan dalam takdir yang panjang.
No comments:
Post a Comment