Apa kabar?
Kabarmu menyenangkan bukan?
Bagaimana harimu?
Masih mencetak senyum bukan?
Aku menerawang malam, lama tidak ku tuliskan sajak selamat malam.
Sejak terakhir kali kamu menyapa, ku rasa diriku terlalu larut dalam keasyikan. Hingga membuatku lupa banyak hal.
Hai kamu.
Ternyata hadirmu sesaat, tidak lama, dan tidak menetap.
Hanya singgah, memperkenalkan rasa yang pada akhirnya bubrah.
Aku mulai terpaku, dalam senyum bahagia penawar tawa, sayang dirimu hanya sementara.
Semakin ku gapai, semakin jauh saja. Membuatku memilih diam seribu bahasa.
Duniaku sempat berwarna, namun ternyata tidak lama. Kamu pergi pada akhirnya, meninggalkan diri ini menganga tak berdaya.
Hai kamu.